Sabtu, 07 Maret 2020

HAK SEMUA YANG HIDUP & MATI


Segala sesuatu yang hidup memiliki hak hidup, kebutuhan hidup, daya hidup, potensi hidup --yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Misalnya, kita memelihara seekor kelinci, seekor kucing, seekor anjing dan seekor kambing, lalu kita beri makan dengan makanan yang sama (semua harus makan rumput), maka niscaya kucing dan anjing akan mati. Ini menggambarkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam mempertahankan kehidupannya dan dalam menumbuhkan makna keberadaannya. Dengan ilustrasi tersebut, kita pun harus peduli terhadap kebutuhan orang lain yang berbeda-beda pula.
Rasulullah s.a.w. senantiasa melayani kebutuhan umatnya yang berbeda-beda. Ketika seseorang datang meminta do’a agar ia bisa menjadi kaya, maka diberikannya do’a supaya ia menjadi kaya. Tetapi, ada seseorang yang datang meminta do’a agar ia menjadi seorang miskin yang sabar, maka diberikannya do’a agar ia menjadi seorang  miskin yang sabar. 
Kaya dan miskin adalah selera dan hak individu. Karena itulah Rasulullah s.a.w tidak melarang hak dan kemauan mereka. Seorang sahabat bernama Utsman Bin Affan memohon kepada Rasulullah s.a.w., “Ya, Rasulullah, berilah saya do’a agar saya menjadi seorang yang kaya di dunia dan kaya di akhirat.” Terkejut Rasulullah s.a.w. lalu katanya, “Inilah do’a yang pertama kali diminta oleh ummatku.” Maka dituntunlah Utsman bin Affan dengan sebuah do’a sebagaimana yang ia minta. Dalam realitasnya, Ustman bin Affan kita kenal sebagai salah satu di antara Khulafa al-Rasyidin yang paling kaya. 
Kesediaan Rasulullah s.a.w. melayani permintaan umatnya yang berbeda-beda itu, tidak lain karena beliau menghargai kebutuhan setiap individu yang berbeda-beda pula. Setiap manusia memiliki ketenangan jiwa dengan cara yang tidak sama. Rasulullah s.a.w. menghargai perbedaan dan perbedaan-perbedaan itu diresponnya dengan memberikan do’a-do’a sebagaimana yang mereka inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar