Senin, 01 Juni 2020

KATA HATI


KATA HATI

KATA adalah ungkapan perasaan seorang manusia tentang apa yang ingin dikomunikasikannya, entah kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain, di saat apapun atau dimanapun. Penyampaian kata merupakan cerminan tentang apa yang dialami seseorang yang menyangkut rasa, etika, estetika, seni, nafsu, pemikiran dan budaya.

Cobalah lihat sekeliling kita, maka akan dapat kita ketahui siapakah kita sesungguhnya dengan meneliti cara penyampaian kata yang diucapkan seseorang yang banyak sekali berada di sekitar kita. Disadari atau tidak, kita setiap hari disuguhi sebuah pelajaran yang dapat kita petik hikmahnya untuk menata hidup dan kehidupan kita dalam menghadapi hari esok yang dipenuhi berbagai tantangan, dimana akan menentukan tanggung jawab kita di lingkungan kehidupan sosial kita yang sesungguhnya.

Secara fitrah manusia maka setiap hari kita dituntut untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Perbuatan kita itu pastilah digerakkan oleh pikiran kita dimana hasil pemikiran tersebut akan dikontrol oleh hati sanubari atau kalbu kita dimana isi pengontrolan itu adalah suatu yang murni dan jujur serta berisikan nilai-nilai luhur (values). Ungkapan isi pengontrolan inilah yang disebut sebagai KATA HATI yang menentukan derajad dan martabat seorang manusia sesungguhnya.  Namun karena saat ini manusia banyak dipengaruhi oleh berbagai keadaan yang sangat berpengaruh kepada kehidupannya maka manusia tidak menghiraukan atau melupakan apa yang ada dalam KATA HATI tadi dan hal ini menuntunnya untuk menjadikannya seorang yang egois, mementingkan diri sendiri, merasa paling benar, paling pintar, paling mulia dan berbagai paling lainnya yang akan menjadikannya sanggup berbuat segala cara agar tercapai apa yang diinginkannya. Keadaan ini dialami tak memandang tingkatan, entah itu pemimpin, pejabat, tokoh agama, masyarakat, kaum ibu dan perempuan, pemuda, mahasiswa dan pelajar dsb yang menuntun mereka berbuat kejahatan, kenistaan dan kejelekan yang menurunkan citra manusia sebagai makhluk Allah yang mulia.

Maka maraklah korupsi, penipuan, pemalsuan, krimina­litas, kekerasan, tawuran, pelecehan, perampasan hak orang lain, perusakan sumber daya dan kelestarian alam serta berbagai perbuatan yang jauh dari sifat kebaikan dan ke­bajikan. Kita juga akan kehilangan rasa keikhlasan berbagi dengan orang lain, kebersamaan dan kepedulian terhadap orang dan lingkungan kita, pada akhirnya kita akan terpecah belah karena tidak ada lagi persatuan dan kesatuan diantara kita. Manusia kemudian kehilangan nilai kepribadian yang memiliki makna buat dirinya.

Menyongsong masa depan yang semakin penuh tantangan akibat pesatnya populasi umat  manusia, makin menipisnya sumber daya alam karena eksploitasi yang berlebihan disebabkan ulah keserakahan manusia, kebersamaan antara individu manusia sebagai masyarakat dan bangsa  merupakan faktor utama penentu keberhasilan manusia menata hidup dan kehidupannya. Untuk itu marilah kita mencoba mendengarkan KATA HATI kita dan dengan melakukan itu, maka akan terbukalah kepekaan kita terhadap orang lain dan lingkungan sekeliling kita. Kita akan berubah menjadi seseorang yang baru dengan sifat-sifat yang santun, bijak dan arif terhadap segala apa yang ada di dalam kehidupan kita. Kita akan merasakan indahnya anugerah Tuhan yang diberikanNya kepada kita, yang patut kita syukuri dengan sepenuh hati dan jiwa kita. Dengan kondisi ini maka kita akan dapat menyelesaikan segala permasalahan secara bersama-sama sebagai bangsa yang kokoh dan tegar menghadapi tantangan jaman. Mengapa saat ini kita  masih terkotak-kotak dalam berbagai kepentingan yang sebenarnya dapat diselesaikan bila bermuara kepada kepentingan bersama ? Cobalah tengok bahwa diantara yang menderita akibat ulah dan keserakahan kita ada saudara kita sendiri, famili, rekan, kerabat dan sahabat kita. 

Kearifan seseorang yang mau mendengarkan KATA HATI akan membawa pengaruh ke area sekitarnya ibarat sinar lampu yang menerangi kegelapan dan akan menuntun jalan bagi orang lain yang membutuhkan keluar dari ketersesatan, ketidaktahuan dan keterpurukan yang selama ini melingkupi mereka. Mungkin selama ini kita kurang peka mendengarkan KATA HATI tetapi hal ini bisa kita latih sedikit demi sedikit dengan cara melakukan perenungan saat kita melakukan ibadah sesuai agama kita masing-masing yang akan mengasah pikiran dan hati nurani kita menuju khusyuknya pencarian jati diri kita sendiri sebagai manusia. Disinilah kita bisa menitikkan air mata tulus yang benar-benar murni tanpa pamrih. Semoga kita bisa memulai mendengarkan KATA HATI dengan sebenar-benarnya.

Kita dan dunia akan semakin tua dan permasalahan akan semakin banyak terutama dipicu perkembangan perekonomian dunia yang makin tak menentu. Seluruh umat manusia semakin dituntut untuk memiliki kiprah nyata menjalani hidupnya dalam bentuk kemitraan yang harmonis dalam tatanan wadah komunitas masyarakat dan bangsa. Dengan berlandaskan bahwa kita mau mendengarkan KATA HATI tuntutan diatas tidaklah sulit untuk dilakukan dan solusi yang tepat dan cepat akan membawa kita keluar dari keterpurukan yang selama ini membelenggu diri kita dalam sebuah ruang sempit kesendirian.

Dengan senantiasa berkaca kepada isi KATA HATI maka kita akan dapat mengisi hari-hari dalam hidup kita dengan penuh kebahagiaan yang terpancar dari lubuk hati kita yang akan berbias pada seluruh alam sekeliling kita. Tanpa terasa dengan menanam satu kebaikan setiap satu hari akan menjadikan kita memiliki kebajikan yang luar biasa.

Berikut ada ceritera yang dapat kita simak tentang apa yang ada dibaliknya.
Dikala saya masih anak-anak  saya selalu diajak ajak saya untuk mengunjungi seorang kiai di daerah Bendo, Malang. Anehnya setiap ayah saya ingin berkunjung kesana (ayah saya seorang Wedana), jauh sebelumnya Kiai Bendo sudah menyuruh para santrinya untuk menyiapkan makan bagi tamunya. Pada kunjungan berikutnya datanglah seorang kiai muda lulusan pesantren terkenal ke rumah ayah dan berkata ingin ikut bersama kami bersilaturahmi ke Kiai Bendo. Kami berangkat dan setiba disana Kiai Bendo yang sudah sepuh (mungkin berusia sekitar 85 tahun atau lebih), giginya sudah banyak yang tanggal, penglihatannya sudah kabur dan jalannya terseok-seok dan bungkuk, sudah menyambut kami dan langsung mengajak kami ke paseban dimana makan sudah disiapkan karena perjalanan dari Malang ke desa Bendo cukup memakan waktu dan kami tiba disana sudah menjelang sore. Berbagai lauk mulai ayam, kambing, sapi dan ikan terhidang bersama nasi putih yang masih mengepulkan asapnya. Kami makan bersama dan selesai makan ayah dan kiai muda tadi berbincang-bincang dengan Kiai Bendo sambil menunggu tibanya saat magrib dimana kami akan sholat bersama Kiai Bendo. Tibalah saat magrib dan kami sholat berjamaah dengan Kiai Bendo sebagai imamnya. Beliau mengimami dengan suara dan bacaan yang menunjukkan sepuhnya beliau. Tak ada kejadian apapun saat kami sholat dan setelah selesai sholat kami kembali duduk-duduk  bersama. Tiba-tiba Kiai Bendo memanggil santrinya dan minta dibawakan telur ayam mentah 6–7 butir dalam cawan yang cukup besar. Kemudian beliau meminta ayah dan sang kiai muda untuk mengambil masing-masing sebutir dan digenggam. Beliau juga mengambil sebutir dan kemudian berkata: “ Pak Wedana dan kiai mari kita baca Al Fatehah  agar Allah memberikan petunjuk kepada kita!”.

Kemudian secara bersama-sama kami membaca Al Fatehah dan seusai itu  Kiai Bendo meminta kepada ayah dan kiai muda untuk memecahkan telur ditangan masing-masing. Telur di tangan ayah dan sang kiai muda pecah dan isinya meleleh membasahi cawan untuk tempat telur-telur tadi.  Tibalah giliran Kiai Bendo memecahkan telur ditangannya. Maha Besar Allah, ternyata telur digenggaman Kiai Bendo matang dan oleh beliau dikupas kemudian diberikannya kepada saya untuk dimakan. Ayah dan sang kiai muda bertanya kepada Kiai Bendo ilmu dan hikmah apa yang ada dibalik peristiwa itu. Dengan senyum penuh kearifan beliau menjelaskan bahwa tadi saat sholat beliau merasakan bahwa sang kiai muda kurang mantap dan khusuk karena suara dan bacaannya yang terbata-bata dan napas yang agak tersengal-sengal. Beliau mengatakan bahwa Allah menilai manusia bukan dari tampilannya yang bagus tetapi dari tulus dan ikhlasnya untuk berserah diri kepadaNya. Dari saat menggenggam telur inilah dibuktikan bahwa Allah akan mendengar dan mengabulkan permohonan kita bila kita memiliki ketulusan untuk mengorbankan dan mengenyampingkan kepentingan kita bagi orang lain, alam dan lingkungan maka Allah akan ridha terhadap apa yang kita perbuat. Subhanallah, suatu pelajaran yang tak akan pernah kita temui di bangku sekolah atau di kehidupan di tengah masyarakat. Suatu pelajaran yang benar-benar langka dan jarang didapatkan !!

Dari hal diatas saya mendapatkan suatu pelajaran bahwa bukanlah kata-kata dari mulut dan bentuk tampilan kita yang dapat mengungkapkan jati diri kita tetapi kata hati kita yang bersih dan penuh kesungguhan (sincerity) menunjukkan siapa kita  yang sebenarnya. Jika hati kita bersih maka bersih pula pikiran kita. Dengan kebersihan pikiran itu maka akan bersih pula perkataan dan ucapan kita. Jika perkataan kita bersih (baik) maka akan bersih (baik) pula perbuatan kita. Hati, pikiran dan perkataan kita mencerminkan hidup kita. Maka orang yang ingin meraih sukses haruslah selalu menjaga kebersihan hati.

Karena manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang mulia, maka secara naluriah dia akan selalu berusaha berbuat kebaikan dan kebajikan. Dan perbuatan itu sebagian besar diberikan secara ikhlas, yang kemudian dinikmati dan dirasakan oleh orang-orang lain dan orang banyak, yaitu orang-orang yang kita kasihi, sayangi dan cintai. Seorang ayah akan sekuat tenaga membanting tulang untuk mencari nafkah halal bagi keluarganya dan hasil jerih payahnya akan dinikmati dan dirasakan oleh keluarga yang dicintainya. Demikian pula bila seorang pemimpin berjuang. Dengan itu maka orang-orang tersebut menjadi “ pribadi yang bermakna “, yang senantiasa mereka rindukan kehadirannya. 

Mereka akan mewujudkan perasaan dan ekspressi bukan dalam bentuk kata-kata, sebab tidak ada satu katapun yang dapat mengungkapkan dan mewakili rasa hati mereka yang sebenarnya, yang penuh harap, penuh bangga, penuh kasih, sayang dan cinta, penuh terima kasih dlsb kepada kita. Cobalah rasakan ketika keluarga melepas kita saat kita harus bertugas lama ke luar daerah atau keluar negeri. Misalnya saat pasukan kontingen Garuda mau berangkat tugas ke luar negeri yang hampir memakan waktu setahun. Maka sorot  mata, cara memandang, cara menyambut, jabat tangan yang erat, pelukan yang hangat dan akrab, ciuman anak-anak, lambaian tangan dan berbagai hal lainnya adalah ungkapan perasaan dan hati mereka yang paling murni, yang tak bisa menipu apa yang ada di diri kita.          

Dengan apa yang kita lakukan maka kita akan dijadikan idola, panutan, kekasih bahkan pahlawan hati mereka.  Maka jagalah kepribadian anda agar tetap mulia, sebab bila harkat dan derajat anda jatuh karena anda melakukan kesalahan maka merekalah yang akan menerima dan merasakan dampak buruknya atau bahkan menghancurkan mereka. Lihatlah ke sekeliling anda, betapa banyak keluarga yang hancur karena pemimpin keluarga terlibat korupsi, narkoba dan berbagai hal buruk lainnya. Citra dan kehormatan diri dan keluarga yang bertahun-tahun dibina, hancur dalam sekejap mata saja. Semua karena disilaukan oleh kesenangan duniawi yang cuma sekejap dan menipu kita shingga kita lupa bahwa ada kehidupan lain yang lebih kekal dan abadi di surganya Allah. Apakah jabatan, kekuasaan, harta melimpah ruah dlsb dapat menyelamatkan kita dari kematian ? Apakah semua itu akan kita bawa ketika kita menghadap Allah, Sang Khaliq Pencipta kita ??

Dari ceritera diatas kita memiliki kata kunci yaitu :
Kata hati perlu didengarkan sebab merupakan  pedoman utama untuk membuat keputusan.
Keputusan yang kita ambil harus memberikan rasa lega dan nyaman kepada diri kita .
Hanya hati dan diri kita sendirilah yang  tahu dan dapat menjawab apa yang harus atau tidak kita lakukan dan apa yang kita butuhkan.

Kata hati yang tulus dan ikhlas akan membuka ridho dan rakhmat serta barokah Allah Swt.
Kekayaan harta dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain tetapi kekayaan jiwa, kita sendirilah yang memilikinya.

Hati nurani tak bisa bohong dan dari sini anda tahu apa yang anda rasakan, apa yang anda ingin dapatkan dan apa yang ingin anda perbuat.
Kunci Membuat Keputusan Yang Melegakan
Sebelum membuat keputusan adakan inventarisir hal-hal yang berkaitan dengan :
Apakah masalah utama yang sedang kita hadapi ?
Bagaimana keadaan situasi dan kondisi sekitar kita berkaitan dengan pekerjaan atau kehidupan saya yang mengharuskan saya menentukan sikap ?
Tindakan saya harus mencerminkan apa yang akan saya lakukan dengan apa yang telah saya ambil sebagai keputusan.
Saya mungkin saat ini belum melakukan sesuatu tetapi saya akan melakukan sesuatu walaupun saya belum yakin kapan atau apa yang akan saya lakukan
     Saya harus menuliskan langkah-langkah yang harus saya lakukan dan untuk itu ada jadwal yang  harus kuikuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar