KATA adalah ungkapan
perasaan seorang manusia tentang apa yang ingin dikomunikasikannya, entah
kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain, di saat apapun atau dimanapun.
Penyampaian kata merupakan cerminan tentang apa yang dialami seseorang yang
menyangkut rasa, etika, estetika, seni, nafsu, pemikiran dan budaya.
Cobalah lihat sekeliling kita, maka akan
dapat kita ketahui siapakah kita sesungguhnya dengan meneliti cara penyampaian
kata yang diucapkan seseorang yang banyak sekali berada di sekitar kita. Disadari
atau tidak, kita setiap hari disuguhi sebuah pelajaran yang dapat kita petik
hikmahnya untuk menata hidup dan kehidupan kita dalam menghadapi hari esok yang
dipenuhi berbagai tantangan, dimana akan menentukan tanggung jawab kita di
lingkungan kehidupan sosial kita yang sesungguhnya.
Secara fitrah manusia maka setiap hari kita
dituntut untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Perbuatan kita itu pastilah
digerakkan oleh pikiran kita dimana hasil pemikiran tersebut akan dikontrol
oleh hati sanubari atau kalbu kita dimana isi pengontrolan itu adalah suatu
yang murni dan jujur serta berisikan nilai-nilai luhur (values).
Ungkapan isi pengontrolan inilah yang disebut sebagai KATA HATI yang menentukan
derajad dan martabat seorang manusia sesungguhnya. Namun karena saat ini manusia banyak
dipengaruhi oleh berbagai keadaan yang sangat berpengaruh kepada kehidupannya
maka manusia tidak menghiraukan atau melupakan apa yang ada dalam KATA HATI
tadi dan hal ini menuntunnya untuk menjadikannya seorang yang egois, mementingkan
diri sendiri, merasa paling benar, paling pintar, paling mulia dan berbagai
paling lainnya yang akan menjadikannya sanggup berbuat segala cara agar
tercapai apa yang diinginkannya. Keadaan ini dialami tak memandang tingkatan,
entah itu pemimpin, pejabat, tokoh agama, masyarakat, kaum ibu dan perempuan,
pemuda, mahasiswa dan pelajar dsb yang menuntun mereka berbuat kejahatan,
kenistaan dan kejelekan yang menurunkan citra manusia sebagai makhluk Allah
yang mulia.
Maka maraklah korupsi, penipuan, pemalsuan,
kriminalitas, kekerasan, tawuran, pelecehan, perampasan hak orang lain,
perusakan sumber daya dan kelestarian alam serta berbagai perbuatan yang jauh
dari sifat kebaikan dan kebajikan. Kita juga akan kehilangan rasa keikhlasan
berbagi dengan orang lain, kebersamaan dan kepedulian terhadap orang dan
lingkungan kita, pada akhirnya kita akan terpecah belah karena tidak ada lagi
persatuan dan kesatuan diantara kita. Manusia kemudian kehilangan nilai
kepribadian yang memiliki makna buat dirinya.
Menyongsong masa depan yang semakin penuh
tantangan akibat pesatnya populasi umat
manusia, makin menipisnya sumber daya alam karena eksploitasi yang
berlebihan disebabkan ulah keserakahan manusia, kebersamaan antara individu
manusia sebagai masyarakat dan bangsa
merupakan faktor utama penentu keberhasilan manusia menata hidup dan
kehidupannya. Untuk itu marilah kita mencoba mendengarkan KATA HATI kita dan
dengan melakukan itu, maka akan terbukalah kepekaan kita terhadap orang lain
dan lingkungan sekeliling kita. Kita akan berubah menjadi seseorang yang baru
dengan sifat-sifat yang santun, bijak dan arif terhadap segala apa yang ada di
dalam kehidupan kita. Kita akan merasakan indahnya anugerah Tuhan yang
diberikanNya kepada kita, yang patut kita syukuri dengan sepenuh hati dan jiwa
kita. Dengan kondisi ini maka kita akan dapat menyelesaikan segala permasalahan
secara bersama-sama sebagai bangsa yang kokoh dan tegar menghadapi tantangan
jaman. Mengapa saat ini kita masih terkotak-kotak
dalam berbagai kepentingan yang sebenarnya dapat diselesaikan bila bermuara
kepada kepentingan bersama ? Cobalah tengok bahwa diantara yang menderita
akibat ulah dan keserakahan kita ada saudara kita sendiri, famili, rekan,
kerabat dan sahabat kita.
Kearifan
seseorang yang mau mendengarkan KATA HATI akan membawa pengaruh ke area
sekitarnya ibarat sinar lampu yang menerangi kegelapan dan akan menuntun jalan
bagi orang lain yang membutuhkan keluar dari ketersesatan, ketidaktahuan dan
keterpurukan yang selama ini melingkupi mereka. Mungkin selama ini kita kurang
peka mendengarkan KATA HATI tetapi hal ini bisa kita latih sedikit demi sedikit
dengan cara melakukan perenungan saat kita melakukan ibadah sesuai agama kita
masing-masing yang akan mengasah pikiran dan hati nurani kita menuju khusyuknya
pencarian jati diri kita sendiri sebagai manusia. Disinilah kita bisa
menitikkan air mata tulus yang benar-benar murni tanpa pamrih. Semoga kita bisa
memulai mendengarkan KATA HATI dengan sebenar-benarnya.
Kita dan dunia akan semakin tua dan permasalahan
akan semakin banyak terutama dipicu perkembangan perekonomian dunia yang makin
tak menentu. Seluruh umat manusia semakin dituntut untuk memiliki kiprah nyata
menjalani hidupnya dalam bentuk kemitraan yang harmonis dalam tatanan wadah
komunitas masyarakat dan bangsa. Dengan berlandaskan bahwa kita mau
mendengarkan KATA HATI tuntutan diatas tidaklah sulit untuk dilakukan dan
solusi yang tepat dan cepat akan membawa kita keluar dari keterpurukan yang
selama ini membelenggu diri kita dalam sebuah ruang sempit kesendirian.
Dengan senantiasa berkaca kepada isi KATA
HATI maka kita akan dapat mengisi hari-hari dalam hidup kita dengan penuh
kebahagiaan yang terpancar dari lubuk hati kita yang akan berbias pada seluruh
alam sekeliling kita. Tanpa terasa dengan menanam satu kebaikan setiap satu
hari akan menjadikan kita memiliki kebajikan yang luar biasa.
Berikut ada ceritera yang dapat kita simak
tentang apa yang ada dibaliknya.
Dikala saya masih anak-anak saya selalu diajak ajak saya untuk
mengunjungi seorang kiai di daerah Bendo, Malang. Anehnya setiap ayah saya
ingin berkunjung kesana (ayah saya seorang Wedana), jauh sebelumnya Kiai Bendo
sudah menyuruh para santrinya untuk menyiapkan makan bagi tamunya. Pada
kunjungan berikutnya datanglah seorang kiai muda lulusan pesantren terkenal ke
rumah ayah dan berkata ingin ikut bersama kami bersilaturahmi ke Kiai Bendo.
Kami berangkat dan setiba disana Kiai Bendo yang sudah sepuh (mungkin berusia
sekitar 85 tahun atau lebih), giginya sudah banyak yang tanggal, penglihatannya
sudah kabur dan jalannya terseok-seok dan bungkuk, sudah menyambut kami dan
langsung mengajak kami ke paseban dimana makan sudah disiapkan karena
perjalanan dari Malang ke desa Bendo cukup memakan waktu dan kami tiba disana
sudah menjelang sore. Berbagai lauk mulai ayam, kambing, sapi dan ikan
terhidang bersama nasi putih yang masih mengepulkan asapnya. Kami makan bersama
dan selesai makan ayah dan kiai muda tadi berbincang-bincang dengan Kiai Bendo
sambil menunggu tibanya saat magrib dimana kami akan sholat bersama Kiai Bendo.
Tibalah saat magrib dan kami sholat berjamaah dengan Kiai Bendo sebagai
imamnya. Beliau mengimami dengan suara dan bacaan yang menunjukkan sepuhnya
beliau. Tak ada kejadian apapun saat kami sholat dan setelah selesai sholat
kami kembali duduk-duduk bersama.
Tiba-tiba Kiai Bendo memanggil santrinya dan minta dibawakan telur ayam mentah
6–7 butir dalam cawan yang cukup besar. Kemudian beliau meminta ayah dan sang
kiai muda untuk mengambil masing-masing sebutir dan digenggam. Beliau juga
mengambil sebutir dan kemudian berkata: “ Pak Wedana dan kiai mari kita baca Al
Fatehah agar Allah memberikan petunjuk
kepada kita!”.
Kemudian secara bersama-sama kami membaca Al
Fatehah dan seusai itu Kiai Bendo
meminta kepada ayah dan kiai muda untuk memecahkan telur ditangan
masing-masing. Telur di tangan ayah dan sang kiai muda pecah dan isinya meleleh
membasahi cawan untuk tempat telur-telur tadi.
Tibalah giliran Kiai Bendo memecahkan telur ditangannya. Maha Besar
Allah, ternyata telur digenggaman Kiai Bendo matang dan oleh beliau dikupas
kemudian diberikannya kepada saya untuk dimakan. Ayah dan sang kiai muda
bertanya kepada Kiai Bendo ilmu dan hikmah apa yang ada dibalik peristiwa itu.
Dengan senyum penuh kearifan beliau menjelaskan bahwa tadi saat sholat beliau
merasakan bahwa sang kiai muda kurang mantap dan khusuk karena suara dan
bacaannya yang terbata-bata dan napas yang agak tersengal-sengal. Beliau
mengatakan bahwa Allah menilai manusia bukan dari tampilannya yang bagus tetapi
dari tulus dan ikhlasnya untuk berserah diri kepadaNya. Dari saat menggenggam
telur inilah dibuktikan bahwa Allah akan mendengar dan mengabulkan permohonan
kita bila kita memiliki ketulusan untuk mengorbankan dan mengenyampingkan
kepentingan kita bagi orang lain, alam dan lingkungan maka Allah akan ridha
terhadap apa yang kita perbuat. Subhanallah, suatu pelajaran yang tak akan
pernah kita temui di bangku sekolah atau di kehidupan di tengah masyarakat.
Suatu pelajaran yang benar-benar langka dan jarang didapatkan !!
Dari hal diatas saya mendapatkan suatu
pelajaran bahwa bukanlah kata-kata dari mulut dan bentuk tampilan kita yang
dapat mengungkapkan jati diri kita tetapi kata hati kita yang bersih dan penuh
kesungguhan (sincerity) menunjukkan siapa kita
yang sebenarnya. Jika hati kita bersih maka bersih pula pikiran kita.
Dengan kebersihan pikiran itu maka akan bersih pula perkataan dan ucapan kita.
Jika perkataan kita bersih (baik) maka akan bersih (baik) pula perbuatan kita.
Hati, pikiran dan perkataan kita mencerminkan hidup kita. Maka orang yang ingin
meraih sukses haruslah selalu menjaga kebersihan hati.
Karena manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang mulia, maka secara naluriah dia akan
selalu berusaha berbuat kebaikan dan kebajikan. Dan perbuatan itu sebagian
besar diberikan secara ikhlas, yang kemudian dinikmati dan dirasakan oleh
orang-orang lain dan orang banyak, yaitu orang-orang yang kita kasihi, sayangi
dan cintai. Seorang ayah akan sekuat tenaga membanting tulang untuk mencari
nafkah halal bagi keluarganya dan hasil jerih payahnya akan dinikmati dan
dirasakan oleh keluarga yang dicintainya. Demikian pula bila seorang pemimpin
berjuang. Dengan itu maka orang-orang tersebut menjadi “ pribadi yang bermakna
“, yang senantiasa mereka rindukan kehadirannya.
Mereka akan mewujudkan
perasaan dan ekspressi bukan dalam bentuk kata-kata, sebab tidak ada satu
katapun yang dapat mengungkapkan dan mewakili rasa hati mereka yang sebenarnya,
yang penuh harap, penuh bangga, penuh kasih, sayang dan cinta, penuh terima kasih
dlsb kepada kita. Cobalah rasakan ketika keluarga melepas kita saat kita harus
bertugas lama ke luar daerah atau keluar negeri. Misalnya saat pasukan
kontingen Garuda mau berangkat tugas ke luar negeri yang hampir memakan waktu
setahun. Maka sorot mata, cara
memandang, cara menyambut, jabat tangan yang erat, pelukan yang hangat dan
akrab, ciuman anak-anak, lambaian tangan dan berbagai hal lainnya adalah
ungkapan perasaan dan hati mereka yang paling murni, yang tak bisa menipu apa
yang ada di diri kita.
Dengan apa
yang kita lakukan maka kita akan dijadikan idola, panutan, kekasih bahkan
pahlawan hati mereka. Maka jagalah
kepribadian anda agar tetap mulia, sebab bila harkat dan derajat anda jatuh
karena anda melakukan kesalahan maka merekalah yang akan menerima dan merasakan
dampak buruknya atau bahkan menghancurkan mereka. Lihatlah ke sekeliling anda,
betapa banyak keluarga yang hancur karena pemimpin keluarga terlibat korupsi,
narkoba dan berbagai hal buruk lainnya. Citra dan kehormatan diri dan keluarga
yang bertahun-tahun dibina, hancur dalam sekejap mata saja. Semua karena
disilaukan oleh kesenangan duniawi yang cuma sekejap dan menipu kita shingga
kita lupa bahwa ada kehidupan lain yang lebih kekal dan abadi di surganya
Allah. Apakah jabatan, kekuasaan, harta melimpah ruah dlsb dapat menyelamatkan
kita dari kematian ? Apakah semua itu akan kita bawa ketika kita menghadap
Allah, Sang Khaliq Pencipta kita ??
Dari ceritera diatas kita memiliki kata
kunci yaitu :
Kata hati perlu didengarkan sebab merupakan pedoman utama untuk membuat keputusan.
Keputusan yang kita ambil harus memberikan
rasa lega dan nyaman kepada diri kita .
Hanya hati dan diri kita sendirilah
yang tahu dan dapat menjawab apa yang
harus atau tidak kita lakukan dan apa yang kita butuhkan.
Kata hati yang tulus dan ikhlas akan membuka
ridho dan rakhmat serta barokah Allah Swt.
Kekayaan harta dapat dilihat dan dirasakan
oleh orang lain tetapi kekayaan jiwa, kita sendirilah yang memilikinya.
Hati nurani tak bisa bohong dan dari sini
anda tahu apa yang anda rasakan, apa yang anda ingin dapatkan dan apa yang
ingin anda perbuat.
Kunci
Membuat Keputusan Yang Melegakan
Sebelum membuat keputusan adakan
inventarisir hal-hal yang berkaitan dengan :
• Apakah masalah utama yang
sedang kita hadapi ?
• Bagaimana keadaan situasi dan
kondisi sekitar kita berkaitan dengan pekerjaan atau
kehidupan saya yang mengharuskan
saya menentukan sikap ?
• Tindakan saya harus
mencerminkan apa yang akan saya lakukan dengan apa yang telah saya ambil
sebagai keputusan.
• Saya mungkin saat ini belum
melakukan sesuatu tetapi saya akan
melakukan sesuatu walaupun saya belum yakin kapan atau apa yang akan saya lakukan
• Saya harus
menuliskan langkah-langkah yang harus saya lakukan dan untuk itu ada jadwal
yang harus kuikuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar